Inilah Solusi Mendikbud Atasi Tawuran Pelajar

Advertisement Inilah Solusi Mendikbud Atasi Tawuran Pelajar - Belakangan ini peristiwa tawuran pelajar masih sering terjadi terutama di Jakarta seperti yang diberitakan di televisi beberapa waktu lalu. Hal ini tentu menjadi masalah yang sangat serius untuk segera diatasi. Bagaimana solusi mengatasi masalah tawuran pelajar ini?.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh memberi solusi penanggulangan tawuran di Jakarta dan kota lainnya, pascatewasnya dua pelajar dalam sepekan belakangan ini.

"Sehingga kesimpulannya, ayo bareng-bareng jangan ke sekolah saja dibebankannya," kata M Nuh di Jakarta.

Meninggalnya Denny, menurut dia, merupakan persoalan sosial yang yang harus diatasi secepatnya. "Denny yang tidak tahu apa-apa, saya tidak tahan melihatnya. Ini jelas persoalan sosial. Kita tidak boleh saling menyalahkan. Ayo bangun kondisi sosial yang lebih bagus, di sekolah pun demikian," jelasnya.

Dia melihat, ada perbedaan masalah terkait tewasnya dua pelajar SMA akibat tawuran. "Tentu sosialnya berbeda, kalau yang sekarang ini orang-orang yang memiliki beban sosial terutama beban ekonomi. Sedangkan Alawy dari kelompok menengah atas. Sama-sama persoalan sosial tapi persoalan sosial yang elite," tandasnya.

Dia memberikan tiga solusi untuk mengatasi tawuran di Jakarta. "Ada tiga hal, yang pertama kami ajak polisi bersama-sama melakukan sweeping sajam lebih sering. Para sopir Metromini harus bisa kita ajak kerja sama. Kalau ada yang membawa barang yang dicurigai harus dirazia," paparnya.

Kedua, lanjut dia, pihak sekolah harus mencermati perilaku anak didik. Pelaku tawuran mengidap penyakit sosial dan harus diberikan pendekatan khusus.

"Yang ketiga, dinas pendidikan bersama dewan, komite sekolah, lebih sering ketemu melihat langsung apa yang terjadi di lapangan," tandasnya.

Terkait sanksi bagi siswa yang terlibat tawuran, dia menilai hal itu tidak efektif jika tiga hal tersebut diterapkan. "Urusan sanksi sekolah belakangan dulu, yang penting tiga hal itu. Karena pada dasarnya, sekolah tidak bisa dibebani 100 persen, apalagi kejadian di luar. Tetapi sekolah tidak boleh lepas tangung jawab," pungkasnya.

sumber

Rating: 5.0 == Reviewer: Mas Rahmat